Friday 22nd of November 2024
×

Viral! Tren TikTok Chroming Challenge Korbankan 3 Nyawa Remaja, Simak Dampak Berbahaya Di Sini

Viral! Tren TikTok Chroming Challenge Korbankan 3 Nyawa Remaja, Simak Dampak Berbahaya Di Sini

--

INFONITY - Berita kali update ini datang dari TKW Taiwan Yanti Mendadak Viral yang sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Pembahasan berikut akan menceritakan tentang Tren TikTok Chroming Challenge Korbankan 3 Nyawa Remaja. Simak ulasan lengkapnya pada artikel berikut ini.

Dalam platform TikTok, tren ini sering disebut dengan istilah "WhipTok", merujuk pada penggunaan nitrous oxide (gas tertawa) yang juga memberikan efek serupa. Hashtag "WhipTok" telah ditonton lebih dari 546 juta kali di platform ini.


Baca juga: Sinopsis dan Nonton The Two Popes (2019) Full Movie Sub Indonesia Dua Pendeta yang Penuh Misteri Terinspirasi dari Kisah Nyata

Baca juga: Nonton Black Out (2024) Episode 9 Subtitle Indonesia, Kisah Pembunuhan Brutal yang Sangat Mengerikan

Pada awalnya, chroming merujuk pada penggunaan cat berbasis krom, namun kini mencakup berbagai zat berbahaya lainnya seperti pelarut, lem, cairan pembersih, dan bahkan bahan bakar. Aktivitas ini memberi sensasi euforia sementara yang sering kali disamakan dengan efek alkohol.

Meskipun chroming menawarkan sensasi nge-fly yang singkat, dampak dari tindakan ini bisa sangat berbahaya. Menghirup zat kimia beracun dapat menyebabkan serangan jantung, kejang, sesak napas, koma, bahkan kematian.

Dampak jangka panjangnya adalah kerusakan permanen pada organ tubuh, gangguan kognitif, dan penurunan daya ingat.

Baca juga: Link Baca Novel The Apothecary Diaries Full PDF Gratis Bahasa Indonesia, Seorang Apoteker dengan Segala Perjuangannya Untuk Tetap Mempertahankan Mimpi

Beberapa Korban Tren Chroming TikTok

1. Esra Haynes (13 tahun, Australia)

Salah satu korban dari tren ini adalah Esra Haynes, seorang remaja berusia 13 tahun dari Melbourne, Australia. Pada Maret 2023, Esra meninggal dunia setelah mengalami kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki akibat menghirup deodoran aerosol.

Orang tua Esra kini berupaya menyebarkan kesadaran tentang bahaya chroming agar tidak ada lagi korban jiwa. Mereka menyatakan bahwa Esra tidak akan mengikuti tren tersebut jika tahu risiko mematikannya.

Sumber:

LATEST NEWS